Mengenal Apa Itu Dropshipping: Definisi, Cara Kerja, dan Manfaatnya

Apa itu dropshipping? Dropshipping adalah model bisnis di mana penjual tidak perlu menyimpan stok barang.  Ketika ada pesanan dari pelanggan, Anda bisa langsung meneruskannya ke pemasok atau produsen untuk dikirim langsung kepada pelanggan. 

Jadi, lebih seperti perantara tanpa harus menangani inventaris atau pengiriman barang. Dewasa ini, banyak orang beralih ke dropshipping karena model bisnis ini praktis dan tak memerlukan modal besar. 

Hal pertama yang Anda lakukan hanyalah mendaftarkan diri ke pihak supplier lalu melakukan pembayaran administrasi jika ada. Jika tertarik dengan bisnis dropshipping, Anda bisa simak cara kerja dan keuntungannya di bawah ini. Silakan disimak!

Bagaimana Cara Kerja Dropshipping?

Sebelumnya sudah dijelaskan apa itu bisnis dropship. Pertanyaan berikutnya yang mungkin muncul di benak Anda adalah, bagaimana cara kerja dropshipping?  Logistik dropshipping sendiri bisa disesuaikan dengan keinginan kita. Namun pada umumnya, proses dropshipping mengikuti urutan seperti berikut:

1. Menemukan dan menjalin kerjasama dengan pemasok dropshipping yang terpercaya. 
2. Membuat perjanjian dengan pemasok, mencakup syarat-syarat dan ketentuan mengenai harga grosir, metode pengiriman, serta kebijakan pengembalian.
3. Pelanggan mengunjungi toko online milik Anda dan memilih produk yang diinginkan.
4. Setelah memilih produk, mereka melakukan pemesanan dan melakukan pembayaran melalui platform yang disediakan di toko online tersebut.
5. Setelah pelanggan melakukan pemesanan, Anda akan menerima notifikasi pesanan yang mencakup detail produk dan informasi pengiriman pelanggan.
6. Anda mengirimkan email atau pemberitahuan kepada pelanggan yang menginformasikan bahwa pesanan telah diterima dan sedang diproses.
7. Penjual kemudian meneruskan detail pesanan dan informasi pengiriman ke pemasok dropshipping, bisa secara manual atau otomatis.
8. Pemasok mengemas dan mengirim produk langsung kepada pelanggan dengan menggunakan informasi pengiriman yang diberikan oleh Anda sebagai penjual. Pemasok biasanya menyertakan label pengiriman dengan nama penjual atau tanpa informasi pemasok.
9. Setelah produk dikirim, pelanggan akan menerima produk mereka sesuai dengan waktu pengiriman yang telah ditentukan. 

Mungkin masih ada juga yang penasaran apa itu dropship Shopee, dan apakah cara kerjanya mirip seperti di atas? Jawabannya adalah iya.  Anda dapat membeli produk di Shopee dan menjual kembali dengan menggunakan fitur dropshipper. Produk yang dibeli dari Shopee pun akan dikirim langsung ke pembeli.

Baca Juga: Anti Ribet, Ini 9 Cara Jualan di TikTok Tanpa Stok Barang

Perbedaan Dropshipping, Reseller, dan Bisnis E-commerce Tradisional

Hal selanjutnya yang perlu dijelaskan adalah, apa itu reseller dan dropship serta bedanya dengan e-commerce pada umumnya. Singkatnya, reseller memiliki stok barang, sedangkan dropshipper tidak. 

Dari segi modal, reseller juga harus memiliki modal yang cukup untuk menyetok barang. Sedangkan dropshipper hanya bermodalkan pulsa atau kuota internet saja. Berikut penjelasan lebih rinci tentang masing-masing model bisnis tersebut:

Dropshipping:

• Inventaris: Tidak perlu menyimpan stok barang. Semua inventaris disimpan oleh dropshipper atau pemasuk.
• Pengiriman: Dilakukan oleh pemasok. Penjual hanya bertindak sebagai perantara yang menerima pesanan.
• Modal awal: Sangat rendah, karena tidak perlu membeli stok barang. Hanya memerlukan biaya untuk membuat toko online dan taktik pemasaran.
• Kendali produk: Kurang, karena bergantung pada pemasok untuk kualitas dan pengiriman produk.

Reseller:

• Inventaris: Harus menyimpan stok barang. Reseller membeli produk dalam jumlah besar dari pemasok dan menyimpan di gudang mereka.
• Pengiriman: Dilakukan oleh reseller sendiri. Reseller bertanggung jawab atas pengemasan dan pengiriman produk kepada pelanggan.
• Modal awal: Menengah hingga tinggi, karena harus membeli stok di muka dan menyewa atau membeli tempat penyimpanan.
• Kendali produk: Lebih tinggi dibandingkan dropshipper, karena reseller memiliki kontrol penuh atas stok dan pengiriman.

E-commerce Tradisional:

• Inventaris: Harus menyimpan stok barang dalam jumlah besar. Semua inventaris dikelola oleh bisnis itu sendiri.
• Pengiriman: Dilakukan sendiri. Bisnis e-commerce tradisional bertanggung jawab atas seluruh proses pengiriman barang.
• Modal Awal: Tinggi, karena harus membeli dan menyimpan stok serta mengelola pengiriman. Memerlukan investasi besar untuk penyimpanan dan pengiriman.
• Kendali Produk: Penuh, karena semua aspek bisnis, mulai dari inventaris hingga pengiriman, dikendalikan sendiri oleh pemilik bisnis.

Baca Juga: 10 Bisnis Produk Digital yang Berpotensi Hasilkan Cuan Tinggi

Kelebihan dan Kekurangan Dropshipping

Sekarang, Anda sudah tahu apa itu dropshipping, bedanya dengan reseller, dan cara kerjanya. Namun, apa saja sih kelebihan dari model bisnis ini? Layaknya kehidupan, ada keuntungan dan kerugian dalam setiap model bisnis. Apakah hal itu sepadan sangat tergantung pada tujuan dan situasi bisnis Anda. 

Berikut adalah beberapa keuntungan sekaligus kerugian yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memulai bisnis dropshipping:

Keuntungan Dropshipping:

1. Biaya operasional rendah: Tidak perlu mengeluarkan biaya operasional untuk pemeliharaan fasilitas penyimpanan atau pengiriman produk ke pelanggan.
2. Modal awal yang rendah: Anda tidak perlu menginvestasikan fasilitas atau sumber daya untuk memproses pesanan.
3. Risiko lebih rendah: Tanpa adanya inventaris, risiko kehilangan uang karena barang yang hilang atau kelebihan pesanan pun lebih rendah.
4. Penjualan multi-channel: Anda dapat menggunakan dropshipping di situs Anda sendiri, melalui toko seperti Shopee, media sosial seperti TikTok atau semuanya.
5. Lokasi operasional fleksibel: Dropshipping memungkinkan Anda memenuhi pesanan terlepas dari lokasi Anda.
6. Skalabilitas: Anda dapat menerima lebih banyak pesanan tanpa harus menambah barang yang harus disimpan, dikemas, dan dikirim.
7. Beragam produk: Dengan dropshipping, Anda dapat menjual berbagai macam barang dan meningkatkan potensi cuan Anda.
8. Fleksibilitas: Tidak yakin barang apa yang akan dijual? Dropshipping memungkinkan Anda untuk menguji barang mana yang paling laku.

Kekurangan Dropshipping:

1. Kompetisi: Mengingat biaya dan investasi yang rendah untuk memulai, dropshipping adalah bidang yang sangat kompetitif.
2. Kualitas produk: Dropshipping mengurangi keterlibatan Anda dalam proses pemenuhan pesanan, sehingga tidak bisa memantau dan menjamin kualitas produk.
3. Branding: Jika produk yang dijual tidak unik, Anda membutuhkan branding yang kuat terlebih dahulu.
4. Margin keuntungan: Anda mungkin akan bersaing dalam hal harga, dan menjual dengan harga rendah dapat memakan margin keuntungan Anda.
5. Waktu pengiriman: Ketika layanan dropshipping menangani proses pengiriman, Anda tidak memiliki kendali atas pengemasan dan pengiriman pesanan.
6. Manajemen inventaris: Tidak tahu apakah stok barang tertentu masih ada atau sudah habis.
7. Ragam penawaran: Karena tidak menangani pesanan secara langsung, akan sulit untuk memberikan penawaran dan promosi khusus.
8. Salah mengirim barang: Dropshipper berkualitas rendah bisa saja memberikan pesanan yang salah, mengemas secara buruk, atau bahkan menghilangkan barang.
9. Tanggung jawab kepada pelanggan : Anda masih bertanggung jawab atas reputasi brand dan kepuasan pelanggan.

Bagi sebagian besar orang, keterbatasan dropshipping tidak sebanding dengan potensi keuntungannya.  Untungnya, ada solusi yang bisa membantu Anda memaksimalkan keuntungan dropshipping tanpa harus repot lewat Jawara Produk.

Dengan bergabung sebagai affiliate, Anda dapat mengakses berbagai winning product yang sudah terbukti laku di pasaran.  Gabung sekarang dan tingkatkan cuan Anda dengan dropshipping yang praktis dan efisien bersama Jawara Produk!